Nulis Yuuks = Jalan Yuuks?

Posted by Unknown , Monday, February 11, 2013 2/11/2013 02:15:00 AM

Ada satu alasan pasti, mengapa saat ini judul dan tagline blogku berhubungan dengan jalan. Karena memang aku sering dan senang jalan-jalan. Lalu tentang alamat email yang aku pakai dengan tema: sampai bahagia ini, pun tidak jauh dari apa yang selama ini aku lakukan. Termasuk pula tujuan aku berada di sini, adalah password yang aku pakai. Lalu, bagaimanakah wujudnya masing-masing? Rahasia, yaa. Namun kalau engkau tahu, silakan keep it on your mind only. without write it. Walaupun judul tulisan kali ini pun bertema tentang ajakan untuk menulis, namun bukan untuk menuliskan ulang apa yang baru saja aku sampaikan.

Dalam menulis, kita dituntut untuk kreatif. Ya, karena kita perlu menyesuaikan apa yang sedang kita lakukan dengan apa yang sedang kita inginkan. Maknanya? Ya, karena apa yang kita lakukan belum tentu sama dengan apa yang kita inginkan. Padahal seringkali apa yang kita inginkan adalah jalan yang dapat menyampaikan kita pada kesuksesan. So, apakah hubungan antara keinginan, kesuksesan dan perjalanan?

Perjalanan dalam mencapai kesuksesan itu tidak mudah, teman. Karena di sepanjang perjalanan kita akan berjumpa dengan berbagai resiko. Termasuk halangan dan rintangan yang apabila kita tidak berhati-hati dalam menyambutnya, maka dapat menyurutkan niat kita untuk terus merangkak menuju sukses.

Banyak cobaan, berjuta ujian, beribu keluhan mungkin saja kita keluarkan dari bibir ini. Namun, tentang apa yang kita jalani, hanya kita dan Allah subhanahu wa ta'ala saja yang tahu. Bahwa sesungguhnya jauh nun di dalam lubuk hati terdalam, kita seringkali berusaha untuk tidak mau mengeluh saat terseret oleh gelombang coba. Karena kita sangat ingin menikmati apa yang sedang merajai diri. Namun sebagai seorang insan yang tidak sepenuhnya bergelimang syukur, maka kerap kali kita mengeluh dan mengeluh dalam berbagai kesempatan. Ya, keluhan yang kita sampaikan itu, sesungguhnya tidak kita inginkan. 

Ada orang yang terus melangkah di dalam perjalanan yang ia lalui, dengan tidak banyak omong. Tidak banyak bicara, namun terus berusaha dengan sepenuh daya. Kita melihat ia seakan menjalani hidup dengan sempurna, tanpa adanya halangan, uji dan coba. Seorang yang apabila kita melihat wajahnya, ia seringkali dalam kondisi penuh senyuman, ia menikmati hari-harinya. Hingga pertemuan dengan kita pada suatu kesempatan pun, begitu. 

Pun ada pula orang yang kita lihat, seringkali cemberut, muka takenak saat dipandang, dan seringkali berkesah serta mengeluh. Sedangkan hari-hari yang ia jalani, penuh dengan pernyataan yang menurutnya bukan hal demikian yang ia inginkan. 

Antara dua orang yang menjadi perhatian kita, tentu kita dapat membedakan, siapakah yang dapat kita sebut sebagai orang yang sukses? 

Orang yang sukses, memang tidak selalu penuh dengan senyuman. Namun hampir selalu, hari-harinya adalah hari yang mensenyumkan. Karena ia menyadari bahwa apapun yang sedang ia jalani, merupakan jalan baginya untuk memberikan arti pada kesuksesan itu sendiri. 

Kesuksesan seseorang memang tidak dapat kita nilai dari pandangan mata yang lahir. Pun dari apa yang kita lihat dari penampilan luar. Karena kalau kita mau memperhatikan dengan saksama, sesungguhnya  kesuksesan penuh ada pada orang-orang yang menjalani harinya dengan kebahagiaan. Dan untuk menjadi seorang yang berbahagia, tentu tidak mudah, bukan? 

Kebahagiaan tentu kita inginkan pula, yaa. Sedangkan jalan bahagia semua orang, tentu tidak sama. Ada yang berbahagia karena ia berjumpa dengan teman-teman baru, ada yang berbahagia karena ia kembali bersua dengan teman lamanya. Lalu kebahagiaan yang kita rasakan, ada pada bagian mana, teman? Engkau, bahagiakah engkau saat bersua dengan orang-orang yang engkau sangat harapkan kehadirannya? Dan pada saat yang sama, beliau datang mengunjungimu. 

Aku bahagia, mengenal teman-teman yang baik, sebaik aku mengenal diriku sendiri. Pun aku berbahagia ketika teman-temanku kembali lagi, setelah sekian lama, kami belum lagi bersama. Ai! Aku rindu kalian, teman... teman yang menjadi jalan ingatkan aku untuk menulis lagi. Menulis suara hati. Xixiiii. 

Mengenal seorang, dua orang, tiga orang teman-teman dalam perjalanan, bagaikan berjumpa dengan satu, dua, tiga orang tetangga yang baru. Ya, di sini, di dunia ini, ketika kita sedang meneruskan perjalanan menuju kesuksesan, kita pun berkesempatan jumpa dengan teman-teman yang juga sedang melangkah. Ah, alangkah bahagianya, karena semenjak pertemuan, kita mempunyai jalan yang baru. 

Ketika kita menyebut menulis adalah perjalanan, maka sesiapa saja penulis yang kita temukan merupakan teman-teman dalam perjalanan. Dan untuk menemukan seorang teman yang baik, tentu tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Sungguh perjuangan itu lama, panjang dan membutuhkan tingkat konsistensi yang mumpuni. Apalagi untuk mempertahankan seorang teman. Perlu perjuangan dari hati.

Saat aku menemukan seorang teman, tentu tidak mudah bagiku untuk melupakan. Apalagi teman yang aku temukan adalah seorang yang sangat berarti bagi kelanjutan perjalananku di dunia ini. Dunia yang menjadi sarana bagiku dalam meneruskan langkah-langkahku menuju suksesku. Dan saat aku telah menemukan jalan suksesku, maka terus melangkah adalah pilihan yang saat ini sedang aku jalankan. 

Berjalan seraya menulis, tentu berkesan. Namun kita tidak dapat melakukan dua aktivitas secara bersamaan, dalam satu waktu. Mengapa? Karena kita perlu berkonsentrasi pada aktivitas yang menurut kita sangat penting, bukan? Karena konsentrasi adalah penyeimbang untuk terus fokus pada apa yang kita perlukan. Dan tidak mudah teman, untuk meninggalkan satu aktivitas lainnya ketika kita perlu menjalan aktivitas berikutnya, padahal keduanya sama-sama kita perlukan. 

Aku berpikir cukup lama, aku pun berusaha untuk mencari jalan agar tidak lagi menulis catatan demi catatan hampir setiap harinya. Namun aku tidak sanggup. Karena jalan ini adalah bagian dari kehidupanku. Kalau aku tidak merangkai catatan harian, maka akan ada satu kesan yang tidak aku selipkan dalam kisah kehidupanku. Lalu, bagaimana halnya dengan prasasti diri ini? Tentu ia akan kehilangan beberapa bagian dan episode yang memesankan. 

Benar, pada saat ini, kembaliku ke sini adalah untuk menitipkan satu, dua, tiga... langkah-langkah dalam perjalanan. Perjalanan yang masih berlangsung ini, perlu ku abadikan kesannya. Kesan yang apabila aku membacanya lagi, tentu dapat mensenyumkanku, atau malah sebaliknya. Walau bagaimanapun, selagi aku masih hidup maka aku akan terus berjalan. Selagi aku pernah menempuh perjalanan, maka aku akan menuliskan hasilnya dalam sebuah catatan. 

Perjalanan untuk tidak pernah terlepas dari catatan, ku tekuni semenjak aku mengenal tulisan. Ya, ketika tulisan adalah kawan yang senantiasa mau untuk ku curhati tidak kenal waktu. Dan apa yang ada di dalam pikiranku tentang impian, harapan, asa dan tujuan, pun akhirnya mencurah dalam catatan. Catatan yang menjadi jalan bagiku untuk tersenyum, kemudian. Walaupun pada saat menuliskannya, aku sedang dalam kesedihan!

Ada sedih, ada pula tawa yang menyelingi perjalanan. Ada bahagia, tentu ada nuansa berbeda yang menghiasi hari-hari. Namun semua ada untuk menjadikan kita segera menyadari bahwa tidak ada yang selamanya dan abadi. Kecuali perubahan yang terus berubah. 

Dalam kehidupan, kita boleh bersedih kalau memang kita inginkan hal yang sama. Kita juga berhak untuk berbahagia atas apa yang kita alami, segera. Namun ada yang tidak boleh kita lakukan, yaitu bersamanya selamanya. Karena kita perlu berubah dan kita perlu berubah. Tidak dalam kondisi yang sama ketika waktu terus bergulir. Sehingga yakinlah kita bahwa untuk dapat menjadi seorang yang bahagia, kita hanya perlu menikmati nuansa apa saja yang menjadi bagian dari hari-hari kita. 

Berbahagialah kapanpun kita ingin, seperti tingginya keinginan kita untuk meraih kesuksesan. Dan keinginan yang tercapai merupakan salah satu jalan bagi kita untuk berbahagia. Lalu, bahagiakah engkau saat ini, teman? Dan apakah kebahagiaanmu tercipta dengan sendirinya? Tentu tidak, bukan? 

Engkau berbahagia karena engkau menyadari bahwa engkau sedang dalam lingkungan kesuksesan. Dan engkau sukses, karena engkau dapat mencapai apa yang engkau inginkan. Lalu, mengekspresikan bahagia, merupakan jalan bagi kita dalam membagikan rahasia menuju kesuksesan. Berbagilah, meski dalam sebaris tulisan, maka engkau sedang menyambung satu langkah bagi kesuksesan orang lain. Karena kita tidak dapat memastikan, pada kalimat yang mana kita berarti untuk orang lain. So, nulis lagi, yuuks?

Nah! what do you think? Let's write, now. Karena menulis adalah jalan menuju bahagia. Dan aku telah membuktikannya!


0 Response to "Nulis Yuuks = Jalan Yuuks?"

Post a Comment

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ