You are Welcome

Posted by Unknown , Tuesday, March 12, 2013 3/12/2013 08:24:00 AM

Tanggal sebelas Maret tahun 2013, pukul 12.05.08 PM, aku menerima sebuah pesan. "Selamat..." Pesan tersebut sempat ku baca sekilas. Setelah itu, aku pun melanjutkan aktivitas. Tanpa membalas pesan, tanpa teringat lagi dengan isinya. Namun pagi ini, aku terngiang-ngiang kembali padanya. Alhamdulillah, belum ku hapus dari inbox. Dan ku baca lagi dengan teliti, sepenuh hati. Untuk selanjutnya, aku pun memberanikan diri untuk menghubungi nomor tujuan yang perlu aku sapa setelah membaca pesan tersebut. Dengan sedikit grogi, deg-degan tentunya, dan ini untuk pertama kalinya aku menghubungi nomor tersebut. 

Bertemu dengan orang baru dalam nada suara, tentu aku sudah biasa. Namun berjumpa dengan orang yang belum biasa aku temui dalam wujud nyata, aku belum biasa. Aku memang begini adanya. Oleh karena itu teman, apabila engkau mengenalku dan aku pun begitu, maka sapalah aku terlebih dahulu apabila engkau mendapatiku belum menyapamu. Sedangkan aku pun demikian, apabila aku yang terlebih dahulu mengenalmu akan menyapamu terlebih dahulu. Karena aku, ingin sekali bersua dengan beliau-beliau yang aku pernah kenali. Lha, kalau sudah bersua bagaimana bisa aku tidak menyapa beliau? Kecuali kalau aku belum ngeh. Tolong ingatkan aku, bahwa aku masih ada di bumi yang sama denganmu. Maka bereunilah kita ketika pertemuan berlangsung. 

Oke, kembali lagi kepada aktivitas awalku tadi. Setelah memberani-beranikan diri dengan mengumpulkan seluruh keberanian. Ditambah lagi dengan suasana hati yang dig-dag-dug-deg-degan, aku menghubungi nomor tujuan. Awalnya terdengar nada tersambung di ujung sana. Nah! Dalam jeda waktu penantian tersebut, aku tertawa dengan diri sendiri. Aku tersenyum berulangkali. Seraya membayangkan hal-hal yang indah. Dengan menyusun harapan seringkali. Agar, suara yang akan ku dengar dari seberang sana adalah penuh dengan kebahagiaan, keramahan, baik dan aku suka. 

Tidak perlu menunggu lama, akupun mendengarkan suara dari seberang sana, suara yang lembut, dari seorang perempuan. Beliau menyambut dengan ramah, sungguh menyenangkan. Dengan mengucapkan rangkaian kalimat pembuka, Selamat pagi... bla...bla.... dan seterusnya. Sedangkan aku yang awalnya menyimak, segera menjawab dengan terlebih dahulu mengenalkan namaku, saya Yani. Lalu beliau menanyakan, di mana posisi, aku jawab di Bandung,  Bu. Saya bermaksud konfirmasi atas pesan singkat yang saya terima kemarin siang. Begini... Lalu ku uraikan dengan sedetailnya. Sedangkan beliau menyimak, kemudian bilang, mohon tunggu sebentar ya, jangan ditutup dulu. Karena kami akan cocokkan data yang Ibu sampaikan dengan yang ada pada data kami.  Aku mengiyakan. 

Memang terdengar keriuhan di seberang sana. Sepertinya beliau sedang berada di antara banyak orang yang sedang beraktivitas sama. Dan beliau lagi ada di mana? Dalam pikirku bertanya, namun tidak ku sampaikan. Hanya saja, aku tahu bahwa beliau adalah salah seorang yang baik.  

Terima kasih telah menunggu. Benar, dari data yang ada pada kami, memang sesuai dengan yang Ibu sampaikan. Untuk selanjutnya, apakah akan datang langsung ke kantor kami atau ... Aku berpikir sejenak. Karena untuk datang langsung ke tujuan yang beliau sebutkan, tentulah tidak mungkin. Karena aku tidak yakin saja dapat sampai di sana. Kecuali kalau aku mau, tentu mungkin. Terlebih lagi, tujuan yang beliau sampaikan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dapat sampai di sana. Maka aku pun memilih saran kedua yang beliau sampaikan. Dan aku pun memberikan satu informasi lagi tentang diriku, terhadap beliau. Dengan demikian, kami dapatkan satu kata "deal".

Aku masih belum percaya sepenuhnya dengan apa yang baru saja berlangsung atasku. Atas inginku, atas apa yang aku jalani. Karena bagiku, hati ini berkata bahwa ini mimpi. Ini memang mimpi, namun ketika ia berlangsung dalam kenyataan kita hari ini, bukanlah lagi mimpi namanya. Namun sebagai salah satu pengalaman. Dan pengalaman hari ini tidak akan pernah kita lupa, selamanya. Dalam yakinku berkata pada diriku sendiri. 

Berkisah tentang pengalaman, tidak semua dapat kita alami. Karena dari pengalaman orang lain, yang beliau sampaikan kepada kita, dapat pula seakan kita alami. Dengan demikian kita tidak perlu langsung mengalami untuk memperoleh pengalaman. Berbeda halnya kalau kita sudah mengalami, dan dapat kita bagikan pula kepada orang lain, agar orang lain dapat pula memperoleh pengalaman serupa tanpa perlu mengalaminya.

Hingga saat ini aku masih menunggu. Menunggu kepastian dari informasi yang tadi telah ku konfirmasikan. Dan ternyata benar adanya, bahwa tidak hanya sekadar ilusi. Aku semakin yakin hingga detik ini.

Apapun yang terjadi denganku, kebaikan atau sebaliknya. Maka aku bersyukur kepada Allah subhanahu wa Ta'ala, lalu akan ingat pertama kali kepada orang-orang yang dekat di hati. Berkelebat bayangan beliau di pelupuk mataku. Berbarisan senyuman beliau di ujung tatapku. Walaupun beliau tidak berada dekat di sisi, namun aku bahagia dapat menghadirkan beliau dalam ingatanku. Dan aku berharap kami dapat berjumpa dalam waktu dekat. Wahai, indahnya menyelami kehidupan dengan senantiasa berpikiran positif. Berpikiran bahwa kita dapat bersua dengan beliau-beliau yang kita rindukan, kapan saja.  Sehingga tidak ada lagi jeda dan jarak yang membentang. Karena kita sehati, satu hati dan mempunyai Pencipta Yang Satu selamanya. ALLAHU AKBAR. 

Segala hal mudah bersama Allah, indah dan berkah. Ya Allah, Engkau bukakan jalan saat kami benar-benar mengharap hanya kepada-Mu. Dan selamanya bersama-Mu, kami melanjutkan langkah-langkah ini. Innallaaha ma'ana. Alhamdulillaahirabbil'alamiin. Sungguh tidak ada yang sia-sia. Semua takdir adalah baik. Baik dan baik untuk kita. C78CFB59525D8620A655F4C0D3B966C7

0 Response to "You are Welcome"

Post a Comment

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ