"Silakan Gantungkan Sepatumu, Mari Kita Melanjutkan Perjalanan," bisik Sang Teman

Posted by Unknown , Tuesday, April 2, 2013 4/02/2013 03:21:00 AM

Betapa senang mempunyai banyak teman. Teman saat melangkah dan meneruskan perjuangan. Namun kalau ada satu teman yang kita punyai dan ia tidak lagi membiarkan kita melangkahkan kaki-kaki ini, maka alangkah lebih senangnya. Kita tidak lagi berjalan kaki. Kita tidak lagi perlu menginjak tanah. Kita pun tidak perlu lagi berterik-terik di bawah sinar mentari yang sungguh mampu meneteskan bulir-bulir keringat. Kita, kita tidak lagi mesti berjumpa dengan langkah-langkah yang berderap di sepanjang perjalanan. 

Aha! Telah ku temukan teman yang ku maksud. 

Walaupun seorang teman telah mengajakku serta dalam kendaraan yang ia kendalikan lajunya, namun aku tidak akan pernah lupa saat-saat aku melangkah. Aku tidak akan pernah lupa waktu kita berjalan bergandengan tangan saat melangkahkan kaki-kaki ini, teman. Pun aku akan senantiasa ingat tentang suka dan duka yang kita tempuh di sepanjang perjalanan. Kita masih bersama, walaupun raga kita telah berjarak.  Kita masih dapat bersua bukan, dalam ingatan dan doa yang kita lantunkan di penghujung waktu shalat. Kita juga masih dapat bersenyuman di dalam lembaran ini. Yah, karena di sini adalah lokasi kita untuk meneruskan perjalanan lagi. Meskipun kaki-kaki ini tidak lagi menapak bumi. 

Teman, engkau yang selama ini rela menggenggam tanganku untuk menguatkan. Engkau yang mengembalikan energiku saat aku kelelahan dalam perjalanan. Engkau yang membagikan persediaan makanan dan minumanmu saat bekalku mulai menyusut. Engkau yang rela memberikan sebaris senyumanmu pada wajahku yang mengkerut. Engkau yang masih bersedia menyapaku saat aku sedang terdiam. Engkau yang sangat mengerti bagaimana memperlakukanku. Engkau yang tidak..tidakk..tidak pernah membiarkanku begitu saja. Engkau yang kembali mengajakku serta denganmu. Engkau yang memberikan lebih banyak waktumu untuk memperhatikanku, ketika aku tidak memberikan perhatian padamu sama sekali. Engkau yang masih mengunjungiku ketika aku bilang tidak mau engkau kunjungi. Engkau yang masih peduli padaku, saat aku tidak menyadari semua itu. Perlahan-lahan, wajah-wajahmu mampir di dalam ingatanku bersama senyuman. Lalu, adakah engkau sedang benar-benar tersenyum saat ini, wahai teman-temanku? Teman-temanku yang banyak jumlahnya. Teman-temanku yang hadir saat ini... Sungguh, aku merindukan kalian... ^^ Mari kita bersalaman dalam ingatan, lalu berpelukan dalam senyuman. 

Alangkah indahnya saat-saat penuh kebersamaan yang pernah kita jalani. Alangkah bahagianya mengenangkan berbagai masa yang pernah kita hadapi bersama. Alangkah beruntungnya aku dapat mengenal teman-teman semua. Perkenalan yang membawa kita pada masa-masa seperti saat ini. Masa yang penuh dengan prasasti. 

Sempat ku selipkan beberapa tangkai buah kata dalam kebersamaan yang kita jalani. Lalu ku titipkan ia dalam lembaran catatan hati. Pun tidak lupa ku selipkan beberapa foto kita di dalam pigura hari itu. Agar kita dapat saling mengingat, ketika kelak tak lagi bersama, seperti saat ini. Haaaa.... haru rasanya mengenangkan semua. Namun, masa lalu telah berlalu. Kini kita buka lembaran baru, dengan harapan yang kita perbarui. Yuhuuuuu..... Brrrrrr....... masih dingin di sini, teman. 

Pagi saat ini, ketika aku sedang merangkai catatan ini. Tepatnya menjelang fajar menyingsing. Dan aku ternyata belum mencuci mukaku terlebih dahulu sebelum mampir di sini. Padahal, alangkah baik kalau aku berwudu' dulu, yaa.. mariii.

beberapa saat kemudian 

C78CFB59525D8620A655F4C0D3B966C7

0 Response to ""Silakan Gantungkan Sepatumu, Mari Kita Melanjutkan Perjalanan," bisik Sang Teman"

Post a Comment

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ